Kamis, 20 Mei 2010

Space Elevator ( Tangga Luar Angkasa )

Sebuah wahana kendaraan yang bergerak naik turun layaknya sebuah lift/elevator meniti kabel untuk mewujudkan perjalanan ke luar angkasa kemungkinan besar bakal terealisasi. Wahana yang disebut Space Elevator ini tanpa memerlukan lagi alat pendorong model roket antariksa yang konvensional untuk melepaskan diri dari hambatan gaya tarik gravitasi bumi. Diharapkan Space Elevator sebagai wahana transportasi untuk membawa manusia ke orbit angkasa luar akan menjadikan penerbangan antariksa masa depan menjadi lebih sederhana serta berbiaya murah.


Badan Penerbangan Antariksa Amerika Serikat NASA telah sejak satu dekade terakhir giat melaksanakan riset intensif untuk Space Elevator bahkan melalui berbagai sayembara dan kini semakin banyak kalangan ilmuwan dunia termasuk dari Jepang ikut serta menggeluti riset ini guna merealisasikannya.


Namun, tantangan utama dalam mewujudkan proyek Space Elevator ini adalah pengembangkan teknologi carbon nanotube untuk mendapatkan kabel jenis berkarakteristik yang amat ringan tapi berkekuatan tinggi 180 kali lipat lebih kuat dibanding kekuatan tarik serat baja.


Melansir laporan Science NASA baru-baru ini menyebutkan, para ilmuwan dari Cambridge University telah mengembangkan bahan carbon nanotube yang kuat, fleksibel dan ringan sehingga tangga menuju ruang angkasa semakin mendekati realisasinya. Bahkan tim Cambridge ini mampu menghasilkan sekitar 1 gram bahan carbon baru per hari yang panjangnya mencapai 18 mil.


Alan Windle, profesor sains material di Cambridge mengatakan, sesuai yang dibutuhkan NASA perlu sekitar 144.000 mil carbon nanotube panjangnya. Artinya, itu hampir mencapai 1/4 jarak Bumi ke Bulan (384.403 km). "Masalah terbesar selalu terletak pada menemukan bahan yang cukup kuat dan ringan agar bisa terbentang sejauh puluhan ribu mil ke ruang angkasa," John Winter dari EuroSpaceward menambahkan.


Guna mendapatkan dampak maksimal terhadap efek geosynchronous orbit maka letak pangkalan peluncuran Space Elevator akan berlokasi di garis khatulistiwa di sebuah kawasan laut terbuka yang relatif harus bebas dari gangguan badai. Lokasi yang telah masuk dalam incaran NASA antara lain kawasan lepas pantai di Australia Barat, Laut China Selatan, dan Kepulauan Galapagos di lautan Pasifik.


Target terwujudnya Space Elevator ini menurut kalangan ilmuwan Jepang diprediksikan tahun 2030. Sementara Prof. Hoffman, ilmuwan aeronotika dari MIT-AS, menyatakan bahwa manusia mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dari itu dan mungkin hingga 100 tahun ke depan atau bahkan lebih. Namun yang terpenting menurutnya bahwa merealisasikan proyek Space Elevator akan membukakan suatu khasanah tersendiri dalam sejarah peradaban manusia dalam hubungan kosmologi dengan alam raya di masa depan.

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

About Me

tricity
Kami menyediakan aneka produk untuk rumah seperti handle pintu, kunci, ramskar, hak angin, engsel, dll yang terbuat dari bahan kuningan, steinless, batu marmer, kayu, dll. Untuk pemesanan hubungi 081904640666, 08122564789, 0295474412
Lihat profil lengkapku

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers